“KAMPOENG ADAT”
KELENTURAN KEARIFAN LOKAL DAN MODERNISASI
Tidak banyak orang yang tahu bagaimana sejarah budaya dan peradaban yang ada di negeri kita saat ini terbentuk,seperti sekarang ini. Kalaupun ada pastilah itu baru sepenggal dari cerita yang maha panjang tentang sejarah peradaban manusia yang diketahuinya, namun potret peradaban yang lebih sempurna tidak akan pernah terkuak seluruhnya. Keterbatasan alat bukti factual yang memberi keterangan rinci sangat jarang bahkan jika adapun niscaya sulit pula di terjemahkan kedalam bahasa yang digunakan saat ini, apalagi tentang makna yang terkandung didalamnya.
Sejak lama para ahli peradaban dunia memperdebatkan bahkan mencoba merekonstruksi sebuah cerita kuno yang disebutkan oleh ahli pikir ternama bangsa Yunani Socrates (penemu ide tentang tris politika yang kemudian dikenal dengan istilah, eksekutif, legislative dan yudikatif) bahwa jauh sebelum mereka hidup, di dunia ini pernah ada sebuah peradaban yang sangat maju. (penggalan teori “Atlantis the lost civilization”) atau peradaban yang hilang. Pada saat itu ceritanya, tatananan hidup manusia disegala bidang sudah mengalami modernisasi dalam artian sudah ditata sedemikian rupa sehingga manusia dapat hidup maju dan berkembang dalam adat dan budaya yang tertata rapi.
Sistem pemerintahan mampu mengatur ritme kehidupan masyarakat secara pasti, kepastian hukum, perdagangan, pengelolalan sumber daya alam pertanian, pengelolaan sumber air, adat dan keyakinan, seni budaya, infra struktur dan lain sebagainya semana layaknya saat ini pendeknya, sains dan teknologi telah berkembang pesat sat itu.
Dalam perdebatan lebih mengerucut, jika itu pernah ada, dimana tempat yang disebut Atlantis itu? Teori awal menunjuk kawasan sekitar karibia sebagai basis Atlantis, namun sebagian lagi tidak setuju karena bukti kurang kuat. Sekian lama mereka terus menggali bukti yang seperti disebutkan dalam cerita Socrates. Bukti yang mengejutkan semua pemikir terjawab pada ahirnya, ditemukan bukti kuat bahwa Atlantis itu merupakan kawasan yang sangat luas terletak di kawasan Asia Tenggara termasuk Negara kita. Namun para ahli tetap mempertanyakan dan yang masih dicari jawabanya adalah “kapan itu terjadi? Dan seberapa lama peradaban itu berlangsung?”.
Rupanya untuk dua pertanyaan itu tidak satupun orang mengetahui secara pasti apakah itu ada satu atau dua juta tahun sebelum masehi. Namun rupanya jawaban mereka lebih disandarkan kepada teori yang menyebutkan bahwa jutaan tahun lalu dunia hanya terdiri dari sebuah daratan, kelima benua yang pada saat ini terpisah masih satu hamparan daratan, lalu peristiwa geologi maha dahsyat terjadi dan beberapa bagian daratan terpisah membentuk kawasan masing2 yang saat ini dikenal dengan benua. Teori ini rupanya sedikit menjawab terhadap sebagian pertanyaan tadi dengan bukti adanya kesamaan peninggalan fisik dibeberapa bagian benua saat ini.
Penemuan situs Gunung Padang di Cianjur akhir2 ini juga memberi petunjuk purbakala, situs yang diyakini dibangun pada era megalitikum ini sebagai awal petunjuk sejarah peradaban bangsa kita yang telah maju dan mencapai kejayaan sejak jutaan tahun lalu. Jika itu benar, patut lah kita berbangga karena sebetulnya awal peradaban dunia bearasal dari kawasan kita sekian juta tahun lalu lalu menyebar seiring perpindahan manusia kebelahan dunia lain dan membawa adat dan budaya dan diturunkan kegenarsi berikutnya seperti sekarang kita ini, sehingga dibeberapa tempat lain Negara masih ada beberapa adat yang memiliki kemiripan satu sama lainnya.
Pertanyaan yang selalu harus dicari jawaban nya adalah, berapa ribu tahun kala itu setelah Atlantis menghilang sampai muncul kembali peradaban baru di negeri kita dan siapa yang mewariskan adat dan budaya yang mati rbuan tahun lalu? Mungkinkah ada sebagian generasi dari periode Atlantis yang mampu bertahan hidup dan berkembang sampai saat ini? Ataukah kita sendiri sebagai generasi kesekian dari orang yang pernah ada jutaan tahun lalu?mungkin ya mungkin juga tidak. Terlepas dari perdebatan diatas yang masih terus mencari jawaban, kehidupan telah begini adanya dan patut kita syukuri, pelihara, junjung tinggi norma, adat dan budaya, karena didalam adat tersimpan nilai kearifan yang tidak terhitung manfaat nya.
Terlepas dari pergunjingan dunia tentang peradaban yang hilang, sesungguhnya manusia sekarang selalu melakukan metamorposa social yang tiada henti. Awal penciptaan adalah hal yang sederhana lalu berfikir lebih maju karena keperluan bermasyarakat dan keperluan hidup bersama. Manusia selalu memerlukan kebersamaan, keterkaitan dan aturan untuk menciptakan ketenangan dan kedamian dalam kehidupan kelompoknya dengan meciptakan aturan social untuk pelbagai keperluan. Beberapa peradaban silam sejak zaman batu purba manusia hidup dalam abad primitive, telah memiliki aturan seperti dalam pembagian hasil buruan, wilayah tangkapan bahkan struktur social. Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam kurun waktu lama, perubahan telah menciptakan adat dan budaya baru sekaligus membentuk tatanan social sesuai dengan keinginan. Untuk mencapai keinginan itu terbentuklah norma yang disepakati bersama yang pada akhir nya membentuk budaya. Budaya pun selalu elastic seiring perkembangan berpikir manusia yang semakin maju karena berbagai interaksi dengan pihak lain.
Sesuai dengan kemajuan peradaban norma yang dibentuk yang pada awalnya mungkin sangat sederhana selalu mengalami evolusi dan penyempurnaan seiring meningkatnya jumlah komunitas, interaksi antar kelompok dan persaingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Kesemuanya itu akan memberi warna warni kehidupan atas sebuah komunitas tertentu yang sapai saat ini masih tetap bertahan dengan adat masing-masing.
Merujuk pada beberapa catatan sejarah, semua komunitas di dunia ini memiliki norma social yang berbeda tapi ada juga bebepara kesamaan. Yang paling sederhana pada intinya bertujuan mengatur kehidupan manusia dengan alam sekitarnya agar tercipta keselarasan hidup dan tidak saling berbenturan, mengatur hubungan antar individu sampai kepada tingkatan yang lebih tinggi seperti mengatur hubungan atau interaksi antar masyarakat dengan berbagai pihak. Sejarah tentang kerjaan di Indonesia telah memiliki aturan yang kokoh, tugas dan fungsi semua kalangan sangat jelas dan tertib bahkan dibeberapa tempat aturan tersebut masih dipelihara samapi saat ini.
“SEBUAH ENTITAS” budaya local
Kampung (kampoeng), dalam definisi yang sederhana disebutkan sebagai sebuah kelompok komunitas yang menetap dalam wilayah geografis tertentu dalam kurun waktu tertentu pula, jadi kalau masyarakat nya meninggalkan tempat mereka, lokasi itu tidak lagi disebut sebagai kampong. Namun tidak ada batasan tertentu tentang luas areal atau jumlah penghuni untuk diseabut sebuah kampong, bahkan usaha pencaharian utama mereka. Di tengah kota pun bisa jadi ada kampong seperti kampong arab, atau kampong cina, tergantung dari mayoritas penghuninya.
Dalam artian ke tata negaraan, pengertian kampong bisa merujuk kepada wilayah bukan perkotaan atau urban, bahkan istilah kampong ditujukan kepada wilayah bukan kota yang berkonotasi daerah pinggiran yang mayoritas penduduknya hidup dari usaha pertanian atau kehutanan. Oleh karena itu, untuk tidak membuat rumit pengertian tentang kampong, dalam pengertian ini disebut wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar berusaha tani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemikiran tentang menghidupkan kampong adat tercetus sebagai jawaban terhadap permasalahan lain yang timbul sebagai dampak dari era modernisasi yang telah menggerus norma local yang telah terbukti mampu menyelamatkan kehidupan manusia secara umum dan masyarakat pedesaan secara khusus. Budaya dan ke ariefan setempat yang telah terbentuk sejak ribuan tahun lalu saat ini hamper punah, bahkan generasi saat ini hamper dipastikan tidak lagi mengenal bentuk norma setempat yang pernah hidup sebagai budaya. Kampung adat sebagai usaha menghidupkan lagi (reviving) dan menemukan lagi (re-inventing) peradaban kita yang telah lama hilang dan bukan berarti jalan mundur ke era primitive.
Kampung adat dan kegiatannya berusaha memperkuat kehidupan modern dengan menyelaraskan budaya local dengan jaman kini. Mencontoh Negara maju seperti halnya Jepang sebuah Negara super modern dan kekuatan utama ekonomi dunia denga produk teknologi unggul nya, norma, dan budaya local nya masih tetap hidup dan diwariskan kepada genersi berikutnya saat ini. Beberapa tradisi lama lama (buhun) yang tetap popular di Jepang saat ini, mulai dari cara minum teh, kehidupan geiko, meiko, kehidupan ksatria samurai, seni sumo, sampai acara do’a sebelum acara sebuah acara dimulai masih tetap dilakoni. Sebuah contoh yang patut ditiru oleh bangsa kita yang masih dalam tarap membangun diri.
Secara umum konsep kampong adat seperti disebutkan diatas akan menginventarisir beberapa budaya local yang pernah ada dan masih bisa digali dan dikembangkan lagi. Inventarisasi legiatan kemasyarakatn sebagi manifestasi budaya perlu dilakukan dan di analisis kegunaan nya sesuai dengan keperluan yang menopang kehidupan saat ini.
Dari keterangan masyarakat yang sempat dihimpun, tercatat beberapa kegiatan dalam bidang tertentu seperti, pertanian, termasuk pemeliharaan sumber air baik untuk minum maupun pertanian, penentuan waktu tanam, upacara panen, paska panen, penganeka ragaman pangan, pemilihan benih bahkan pengaturan diet dab menu makan.
Dibidan seni, seperti seni yang memberi pepatah akan kejujuran, bela diri, hiburan, bahkan seni yang berbau magic. Dibidang kehutanan seperti, pelestarian hutan, produksi hutan bukan kayu (non timber forest production), konservasi ke aneka ragaman hayati, tebang berkala bahkan sampai pengawetan kayu.
Diketahui juga dalam pengawetan lahan seperti, pencegahan erosi, menjaga kesuburan lahan,penggunan yang berkelanjutan, bahkan banyak lagi budaya tani yang secara teknis sangat sejalan dengan penggunaan yang sangat effisien.
KELENTURAN KEARIFAN LOKAL DAN MODERNISASI
Tidak banyak orang yang tahu bagaimana sejarah budaya dan peradaban yang ada di negeri kita saat ini terbentuk,seperti sekarang ini. Kalaupun ada pastilah itu baru sepenggal dari cerita yang maha panjang tentang sejarah peradaban manusia yang diketahuinya, namun potret peradaban yang lebih sempurna tidak akan pernah terkuak seluruhnya. Keterbatasan alat bukti factual yang memberi keterangan rinci sangat jarang bahkan jika adapun niscaya sulit pula di terjemahkan kedalam bahasa yang digunakan saat ini, apalagi tentang makna yang terkandung didalamnya.
Sejak lama para ahli peradaban dunia memperdebatkan bahkan mencoba merekonstruksi sebuah cerita kuno yang disebutkan oleh ahli pikir ternama bangsa Yunani Socrates (penemu ide tentang tris politika yang kemudian dikenal dengan istilah, eksekutif, legislative dan yudikatif) bahwa jauh sebelum mereka hidup, di dunia ini pernah ada sebuah peradaban yang sangat maju. (penggalan teori “Atlantis the lost civilization”) atau peradaban yang hilang. Pada saat itu ceritanya, tatananan hidup manusia disegala bidang sudah mengalami modernisasi dalam artian sudah ditata sedemikian rupa sehingga manusia dapat hidup maju dan berkembang dalam adat dan budaya yang tertata rapi.
Sistem pemerintahan mampu mengatur ritme kehidupan masyarakat secara pasti, kepastian hukum, perdagangan, pengelolalan sumber daya alam pertanian, pengelolaan sumber air, adat dan keyakinan, seni budaya, infra struktur dan lain sebagainya semana layaknya saat ini pendeknya, sains dan teknologi telah berkembang pesat sat itu.
Dalam perdebatan lebih mengerucut, jika itu pernah ada, dimana tempat yang disebut Atlantis itu? Teori awal menunjuk kawasan sekitar karibia sebagai basis Atlantis, namun sebagian lagi tidak setuju karena bukti kurang kuat. Sekian lama mereka terus menggali bukti yang seperti disebutkan dalam cerita Socrates. Bukti yang mengejutkan semua pemikir terjawab pada ahirnya, ditemukan bukti kuat bahwa Atlantis itu merupakan kawasan yang sangat luas terletak di kawasan Asia Tenggara termasuk Negara kita. Namun para ahli tetap mempertanyakan dan yang masih dicari jawabanya adalah “kapan itu terjadi? Dan seberapa lama peradaban itu berlangsung?”.
Rupanya untuk dua pertanyaan itu tidak satupun orang mengetahui secara pasti apakah itu ada satu atau dua juta tahun sebelum masehi. Namun rupanya jawaban mereka lebih disandarkan kepada teori yang menyebutkan bahwa jutaan tahun lalu dunia hanya terdiri dari sebuah daratan, kelima benua yang pada saat ini terpisah masih satu hamparan daratan, lalu peristiwa geologi maha dahsyat terjadi dan beberapa bagian daratan terpisah membentuk kawasan masing2 yang saat ini dikenal dengan benua. Teori ini rupanya sedikit menjawab terhadap sebagian pertanyaan tadi dengan bukti adanya kesamaan peninggalan fisik dibeberapa bagian benua saat ini.
Penemuan situs Gunung Padang di Cianjur akhir2 ini juga memberi petunjuk purbakala, situs yang diyakini dibangun pada era megalitikum ini sebagai awal petunjuk sejarah peradaban bangsa kita yang telah maju dan mencapai kejayaan sejak jutaan tahun lalu. Jika itu benar, patut lah kita berbangga karena sebetulnya awal peradaban dunia bearasal dari kawasan kita sekian juta tahun lalu lalu menyebar seiring perpindahan manusia kebelahan dunia lain dan membawa adat dan budaya dan diturunkan kegenarsi berikutnya seperti sekarang kita ini, sehingga dibeberapa tempat lain Negara masih ada beberapa adat yang memiliki kemiripan satu sama lainnya.
Pertanyaan yang selalu harus dicari jawaban nya adalah, berapa ribu tahun kala itu setelah Atlantis menghilang sampai muncul kembali peradaban baru di negeri kita dan siapa yang mewariskan adat dan budaya yang mati rbuan tahun lalu? Mungkinkah ada sebagian generasi dari periode Atlantis yang mampu bertahan hidup dan berkembang sampai saat ini? Ataukah kita sendiri sebagai generasi kesekian dari orang yang pernah ada jutaan tahun lalu?mungkin ya mungkin juga tidak. Terlepas dari perdebatan diatas yang masih terus mencari jawaban, kehidupan telah begini adanya dan patut kita syukuri, pelihara, junjung tinggi norma, adat dan budaya, karena didalam adat tersimpan nilai kearifan yang tidak terhitung manfaat nya.
Terlepas dari pergunjingan dunia tentang peradaban yang hilang, sesungguhnya manusia sekarang selalu melakukan metamorposa social yang tiada henti. Awal penciptaan adalah hal yang sederhana lalu berfikir lebih maju karena keperluan bermasyarakat dan keperluan hidup bersama. Manusia selalu memerlukan kebersamaan, keterkaitan dan aturan untuk menciptakan ketenangan dan kedamian dalam kehidupan kelompoknya dengan meciptakan aturan social untuk pelbagai keperluan. Beberapa peradaban silam sejak zaman batu purba manusia hidup dalam abad primitive, telah memiliki aturan seperti dalam pembagian hasil buruan, wilayah tangkapan bahkan struktur social. Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam kurun waktu lama, perubahan telah menciptakan adat dan budaya baru sekaligus membentuk tatanan social sesuai dengan keinginan. Untuk mencapai keinginan itu terbentuklah norma yang disepakati bersama yang pada akhir nya membentuk budaya. Budaya pun selalu elastic seiring perkembangan berpikir manusia yang semakin maju karena berbagai interaksi dengan pihak lain.
Sesuai dengan kemajuan peradaban norma yang dibentuk yang pada awalnya mungkin sangat sederhana selalu mengalami evolusi dan penyempurnaan seiring meningkatnya jumlah komunitas, interaksi antar kelompok dan persaingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Kesemuanya itu akan memberi warna warni kehidupan atas sebuah komunitas tertentu yang sapai saat ini masih tetap bertahan dengan adat masing-masing.
Merujuk pada beberapa catatan sejarah, semua komunitas di dunia ini memiliki norma social yang berbeda tapi ada juga bebepara kesamaan. Yang paling sederhana pada intinya bertujuan mengatur kehidupan manusia dengan alam sekitarnya agar tercipta keselarasan hidup dan tidak saling berbenturan, mengatur hubungan antar individu sampai kepada tingkatan yang lebih tinggi seperti mengatur hubungan atau interaksi antar masyarakat dengan berbagai pihak. Sejarah tentang kerjaan di Indonesia telah memiliki aturan yang kokoh, tugas dan fungsi semua kalangan sangat jelas dan tertib bahkan dibeberapa tempat aturan tersebut masih dipelihara samapi saat ini.
“SEBUAH ENTITAS” budaya local
Kampung (kampoeng), dalam definisi yang sederhana disebutkan sebagai sebuah kelompok komunitas yang menetap dalam wilayah geografis tertentu dalam kurun waktu tertentu pula, jadi kalau masyarakat nya meninggalkan tempat mereka, lokasi itu tidak lagi disebut sebagai kampong. Namun tidak ada batasan tertentu tentang luas areal atau jumlah penghuni untuk diseabut sebuah kampong, bahkan usaha pencaharian utama mereka. Di tengah kota pun bisa jadi ada kampong seperti kampong arab, atau kampong cina, tergantung dari mayoritas penghuninya.
Dalam artian ke tata negaraan, pengertian kampong bisa merujuk kepada wilayah bukan perkotaan atau urban, bahkan istilah kampong ditujukan kepada wilayah bukan kota yang berkonotasi daerah pinggiran yang mayoritas penduduknya hidup dari usaha pertanian atau kehutanan. Oleh karena itu, untuk tidak membuat rumit pengertian tentang kampong, dalam pengertian ini disebut wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar berusaha tani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemikiran tentang menghidupkan kampong adat tercetus sebagai jawaban terhadap permasalahan lain yang timbul sebagai dampak dari era modernisasi yang telah menggerus norma local yang telah terbukti mampu menyelamatkan kehidupan manusia secara umum dan masyarakat pedesaan secara khusus. Budaya dan ke ariefan setempat yang telah terbentuk sejak ribuan tahun lalu saat ini hamper punah, bahkan generasi saat ini hamper dipastikan tidak lagi mengenal bentuk norma setempat yang pernah hidup sebagai budaya. Kampung adat sebagai usaha menghidupkan lagi (reviving) dan menemukan lagi (re-inventing) peradaban kita yang telah lama hilang dan bukan berarti jalan mundur ke era primitive.
Kampung adat dan kegiatannya berusaha memperkuat kehidupan modern dengan menyelaraskan budaya local dengan jaman kini. Mencontoh Negara maju seperti halnya Jepang sebuah Negara super modern dan kekuatan utama ekonomi dunia denga produk teknologi unggul nya, norma, dan budaya local nya masih tetap hidup dan diwariskan kepada genersi berikutnya saat ini. Beberapa tradisi lama lama (buhun) yang tetap popular di Jepang saat ini, mulai dari cara minum teh, kehidupan geiko, meiko, kehidupan ksatria samurai, seni sumo, sampai acara do’a sebelum acara sebuah acara dimulai masih tetap dilakoni. Sebuah contoh yang patut ditiru oleh bangsa kita yang masih dalam tarap membangun diri.
Secara umum konsep kampong adat seperti disebutkan diatas akan menginventarisir beberapa budaya local yang pernah ada dan masih bisa digali dan dikembangkan lagi. Inventarisasi legiatan kemasyarakatn sebagi manifestasi budaya perlu dilakukan dan di analisis kegunaan nya sesuai dengan keperluan yang menopang kehidupan saat ini.
Dari keterangan masyarakat yang sempat dihimpun, tercatat beberapa kegiatan dalam bidang tertentu seperti, pertanian, termasuk pemeliharaan sumber air baik untuk minum maupun pertanian, penentuan waktu tanam, upacara panen, paska panen, penganeka ragaman pangan, pemilihan benih bahkan pengaturan diet dab menu makan.
Dibidan seni, seperti seni yang memberi pepatah akan kejujuran, bela diri, hiburan, bahkan seni yang berbau magic. Dibidang kehutanan seperti, pelestarian hutan, produksi hutan bukan kayu (non timber forest production), konservasi ke aneka ragaman hayati, tebang berkala bahkan sampai pengawetan kayu.
Diketahui juga dalam pengawetan lahan seperti, pencegahan erosi, menjaga kesuburan lahan,penggunan yang berkelanjutan, bahkan banyak lagi budaya tani yang secara teknis sangat sejalan dengan penggunaan yang sangat effisien.
Sumber : Kuswana, Artikel akan di teruskan
Alamat Blog : http://ppopurwakarta.blogspot.com
Alamat Blog : http://ppopurwakarta.blogspot.com
0 Komentar
Terimakasih telah berkomentar