TEMPO.CO, Serang - Pengamat politik Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) Banten, Gandung Ismanto, mengatakan, tertangkapnya adik Ratu Atut Chosiyah Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan oleh KPK adalah tsunami politik bagi keluarga besar Ratu Atut. "Tidak ada guncangan sedahsyat masalah yang saat ini, sehingga membuat dinasti ini menjadi goyah," kata Gandung Ismanto, Selasa, 8 Oktober 2013.
Namun, kata Gandung Ismanto, dirinya tidak yakin penangkapan Tubagus Chaeri Wardhana akan membuat dinasti ini runtuh. Alasannya, pilar dinasti terletak pada dua dimensi, yaitu aspek struktur politik dengan Partai Golkar yang memiliki struktur serta jaringan yang kuat dan legitimasi tradisional dari kelompok jawara dan ulama. (Lihat: Silsilah Dinasti Banten, Abah Chasan dan Para Istri)
"Sepanjang ulama dan jawara tidak banyak berubah menyikapi persoalan ini, saya tidak yakin Banten akan berubah dan kekuasaan Atut runtuh. Persoalannya, loyalitas ulama dan jawara itu belum banyak berubah," kata dia.
Gandung Ismanto mengatakan, masyarakat kelas menengah Banten saat ini tidak siap menyikapi momentum perubahan ini sehingga mereka tidak sempat mengkonsolidasi diri. Tokoh-tokoh pendiri Banten sampai hari ini juga belum terdengar suaranya. "Walaupun Tubagus Chaeri Wardhana, tokoh sentral di dinasti tersebut, ditahan KPK, sistem dinasti ini menjaga jaringan ulama dan jawara terpelihara," katanya.
Problem yang kini dihadapi masyarakat Banten pada umumnya berbeda dengan dulu ketika Provinsi Banten baru berdiri. Ada tokoh-tokoh yang mampu menyatukan. "Praktis masyarakat Banten membutuhkan ini sebenarnya. Turunnya kembali sejumlah tokoh-tokoh pendiri Banten, itu bisa menjadi sinyal bahwa momentum ini akan terus berbuah manis. Tapi kalau tidak, perubahan ini akan prematur, yang kemudian akan layu sebelum berkembang, karena sama sekali tidak terkonsolidasi," katanya.
Sementara itu, Lilis Karyawati, yang juga adik Atut mengatakan, Ratu Atut belum bisa menyampaikan pernyataan apa pun kepada wartawan. "Belum siap. Nanti ada saatnya, Ibu Atut akan menyampaikan secara resmi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat," katanya.
WASI'UL ULUM
Namun, kata Gandung Ismanto, dirinya tidak yakin penangkapan Tubagus Chaeri Wardhana akan membuat dinasti ini runtuh. Alasannya, pilar dinasti terletak pada dua dimensi, yaitu aspek struktur politik dengan Partai Golkar yang memiliki struktur serta jaringan yang kuat dan legitimasi tradisional dari kelompok jawara dan ulama. (Lihat: Silsilah Dinasti Banten, Abah Chasan dan Para Istri)
"Sepanjang ulama dan jawara tidak banyak berubah menyikapi persoalan ini, saya tidak yakin Banten akan berubah dan kekuasaan Atut runtuh. Persoalannya, loyalitas ulama dan jawara itu belum banyak berubah," kata dia.
Gandung Ismanto mengatakan, masyarakat kelas menengah Banten saat ini tidak siap menyikapi momentum perubahan ini sehingga mereka tidak sempat mengkonsolidasi diri. Tokoh-tokoh pendiri Banten sampai hari ini juga belum terdengar suaranya. "Walaupun Tubagus Chaeri Wardhana, tokoh sentral di dinasti tersebut, ditahan KPK, sistem dinasti ini menjaga jaringan ulama dan jawara terpelihara," katanya.
Problem yang kini dihadapi masyarakat Banten pada umumnya berbeda dengan dulu ketika Provinsi Banten baru berdiri. Ada tokoh-tokoh yang mampu menyatukan. "Praktis masyarakat Banten membutuhkan ini sebenarnya. Turunnya kembali sejumlah tokoh-tokoh pendiri Banten, itu bisa menjadi sinyal bahwa momentum ini akan terus berbuah manis. Tapi kalau tidak, perubahan ini akan prematur, yang kemudian akan layu sebelum berkembang, karena sama sekali tidak terkonsolidasi," katanya.
Sementara itu, Lilis Karyawati, yang juga adik Atut mengatakan, Ratu Atut belum bisa menyampaikan pernyataan apa pun kepada wartawan. "Belum siap. Nanti ada saatnya, Ibu Atut akan menyampaikan secara resmi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat," katanya.
WASI'UL ULUM
0 Komentar
Terimakasih telah berkomentar